CERITAKU

Sore itu cukup cerah saat aku sedang bercengkrama asyik dengan kawanku disudut kotaku yang kecil, sering kali aku dan kawanku bercengkrama diskusi tentang berbagai hal baik dinamika sosial, dan dinamika-dinamika yang lain. Sebelumnya sudah panjang rute perjalanan yang ku jalani bersama kawanku membangun sejarah hijau hitam yang di estafetkan dari para senior-senior terdahulu.

“Brow, Selamat malam gimana lama gak jumpa”

“Hehe, Sehat Brow”

“0h ya ada perkembangan apa brow”

“Hehe, santai brow aman”

Komunisasi terus berlanjut ditemani secangkir kopi hitam yang selalu setia menemani dalam berselancar menggali, menyentuh-nyentuh area pemikiran yang terus membahana.

Tak terasa saking asyiknya aku ngobrol dengan temanku ada suara yang menyapa dari luar.

“Assalamu alaikum”

“Assalamu alaikum,Mas Moko”

“Ya siap, Walaikum salam dinda”……oh Dani

“Silahkan Masuk”

“Makasih mas”

Dia adalah temen berdinamika dalam organisasi namanya Dani, orangnya energik dan cepat akrab dalam membangun komunikasi. Malam itu suasana jadi tambah gayeng tambah temen untuk ngobrol.

         “Dari mana dik kok tumben mampir” Tanya, Moko pada Dani

“ Oh ya mas, kebetulan satu jalur dan mampir sekalian”

“ Oh ya dik kebetulan yang tepat sekali, hehehe”

“Kenapa Mas, ya kebetulan yang tepat”

“Maksudnya, gak mudeng saya mas”

“Ini ada temen kita silahkan ngobrol sendiri barangkali nyambung”

“Oooh, Siap mas” dia sambil tersenyum simpul.

Suasana jadi hening tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.30 di barengi suara jangkrik yang berbunyi nyaring suatu pertanda akan masuk larut malam namun kami masih asyik saja, seakan tak akan terpaut ruang dan waktu bebas merdeka.

         “Eem Mas sudah malam ya, Dani pamit dulu”

“Oh ya siap silahkan-silahkan”

“Mas Pamit ya, Kok ma situ Cuma senyum-senyum”

“hehe, senyum ada maksud kali dinda”

“Oh ya klu ada maksud diskusi dech bisa dilanjut”

 

NOT TO BE CONTINUE….THE END